Minggu, 29 November 2015

  GREEN CITY

Green City merupakan salah satu konsep pendekatan perencanaan kota yang berkelanjutan. Green City juga dikenal sebagai Kota Ekologis atau kota yang sehat. Artinya adanya keseimbangan antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Dengan kota yang sehat dapat mewujudkan suatu kondisi kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi sosial ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan forum masyarakat, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan kota. Untuk dapat mewujudkannya, diperlukan usaha dari setiap individu anggota masyarakat dan semua pihak terkait (stakeholders). Konsep Green City ini sesuai dengan pendekatan-pendekatan yang disampaikan Hill, Ebenezer Howard, Pattrick Geddes, Alexander, Lewis Mumford, danIan McHarg. Implikasi dari pendekatan-pendekatan yang disampaikan diatas adalah menghindari pembangunan kawasan yang tidak terbangun. Hal ini menekankan pada kebutuhan terhadap rencana pengembangan kota dan kota-kota baru yang memperhatikan kondisi ekologis lokal dan meminimalkan dampak merugikan dari pengembangan kota, selanjutnya juga memastikan pengembangan kota yang dengan sendirinya menciptakan aset alami lokal.

CONTOH KOTA YANG TIDAK SEHAT/GAGAL DALAM PENERAPAN GREEN CITY :


JAKARTA

















Jakarta adalah kota dengan polusi udara tertinggi se Indonesia dan ke tiga di dunia. Kandungan partikel debu di udara Jakarta mencapai 104 mikrogram per meter kubik (tertinggi ke 9 dari 111 kota yang disurvey Bank Dunia pada 2004, sekarang angkanya mungkin melonjak). Padahal, kalau mengacu pada Uni Eropa, ambang batas partikel debu di udara yang bisa ditoleransi hanya 50 mikrogram per meter kubik. 57,8 % warga Jakarta menderita penyakit akibat polusi udara. Biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh warga Jakarta untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara pada   1998 adalah Rp. 1,8 triliun, dengan laju polusi udara yang meningkat drastis sejak  2011, diperkirakan pada 2015 biaya untuk mengobati penderita penyakit akibat polusi udara Jakarta akan mencapai 4,3 triliun!


MEXICO

















Mexico City, ibukota Meksiko, dan ibukota polusi udara Amerika Utara, estimasi emisi ozon tidak sehat hampir 85% tahun ini. lokasi geografis Meksiko – di tengah sebuah kawah gunung berapi dan dikelilingi oleh pegunungan – hanya berfungsi untuk mengunci di polusi udara.


OUGADOGOU, BURKIRNA FASO

















Sebuah studi Bank Dunia baru-baru ini menunjukkan bahwa kanker dan tingkat penyakit pernapasan yang sampai karena polusi udara meningkat di Ouagadougou, ibukota Burkina Faso. Peningkatan tingkat benzena, dari bensin sepeda motor, dan peningkatan partikel debu, sebesar rata-rata hampir tiga kali batas sehat WHO-lain.


SOLUSI UNTUK MENCIPTAKAN KOTA MENJADI SEHAT / GREEN CITY :
  1. Pembangunan kota harus sesuai peraturan undang-undang yang berlaku, seperti Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Penanggulangan Bencana (Kota hijau harus menjadi kota waspada bencana), Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan Undang Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan peraturan lainnya.
  2. Konsep Zero Waste (pengolahan sampah terpadu, tidak ada yang terbuang).
  3. Konsep Zero Run-off (semua air harus bisa diresapkan kembali ke dalam tanah, konsep ekodrainase).
  4. Infrastruktur Hijau (tersedia jalur pejalan kaki dan jalur sepeda).
  5. Transportasi Hijau (penggunaan transportasi massal, ramah lingkungan berbahan bakar terbarukan, mendorong penggunaan transportasi bukan kendaraan bermotor - berjalan kaki, bersepeda, delman/dokar/andong, becak.
  6. Ruang Terbuka Hijau seluas 30% dari luas kota (RTH Publik 20%, RTH Privat 10%)
  7. Bangunan Hijau
  8. Partisispasi Masyarakat (Komunitas Hijau).








Senin, 26 Oktober 2015



 Isu Arsitektur Yang Berhasil dan Tidak Berhasil



Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Secara tidak langsung pekerjaan sebagai seorang arsitek adalah pekerjaan yang mau tak mau harus berhadapan langsung dengan lingkungan, tentu saja pekerjaan yg berhadapan langsung dengan lingkungan ini hanya memiliki dua kemungkinan memperbaiki atau justru malah merusak. Kaitannya arsitek dengan lingkungan? Arsitek sendiri ialah orang yang bekerja dalam bidang lingkungan, yang mengolah lingkungan menjadi lingkungan yang baru sehingga menjadi layak dan pantas untuk seseorang melakukan suatu aktifitas sesuai dengan kebutuhan dan fungsi lingkungan yang telah diperbaharui. Jadi sebenarnya arsitek yang hebat atau arsitek yang berhasil ialah arsitek yang mampu mengolah lingkungan yang telah tidak layak atau kurang layak menjadi lingkungan baru yg lebih layak dan pantas untuk sebuah aktifitas tertentu tanpa mengubah ciri atau inti dari lingkungan itu.
Globalisasi juga membawa gelombang arsitektur luar negri masuk dan merebut proyek – proyek besar di dalam negeri, contoh; hotel – hotel mewah di Bali, bangunan –bangunan perkantoran di central bussines district, dan hampir semua mal di jakarta. Memang ada arsitek lokal beberapa yang berhasil meyakinkan klien besar seperti Ridwan Kamil yang mengerjakan master plan untuk Rasuna Epicentrum, atau Arkonin dan DCM , yang mendesain beberapa high rise building di jakarta, tapi selebihnya hanya menjadi local partner.
Ciri penerapan arsitektur lingkungan yang berhasil yaitu :
dalam bidang arsitektur bila membangun sesuatu itu memiliki 3 persyaratan utama yaitu Firmitas,Utilitas dan Venustas.
a. Firmitas
Firmitas yaitu kekuatan, kekokohan dan daya tahan sebuah karya arsitektur dan tahan terhadap gangguan apapun. Yang dimaksud adalah suatu karya tidak mudah runtuh terhadap angin, badai, ataupun gempa yang mengguncangnya. Firmitas ini lebih ditujukan kepada dasar perhitungan struktur dan juga pertimbangan- pertimbangan secara sistematis.
b. Utilitas
Utilitas yaitu kecocokan antara sebuah karya arsitektur ketika selesai dibangun dan tujuan pemakaiannya. Bisa juga disebut sebagai fungsi dalam penggunaan bangunan. Bangunan bisa dikatakan berhasil bila sarana penunjangnya juga baik dan fungsional. Dengan kata lain, karya arsitektur bisa dikatakan berfungsi jika arsitek tersebut sudah mengikuti ketentuan-ketentuan dan tata cara dalam peraturan yang sudah ada. Apabila arsitek tidak memenuhinya maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kegagalan seperti jembatan kutai kertanegara tersebut.
c. Venustas
Venustas adalah salah satu syarat dalam pembangunan arsitektur menurut teori Vitruvius. Venustas ini mengartikan bahwa keindahan menjadi aspek penting dalam arsitek. Kalau tidak ada keindahan, bagaimana masyarakat dapat merasakan kehadiran arsitektur dalam bangunan. Keindahan yang dimaksud disini adalah rasa yang bisa dirasakan memalui 5 indra kita. Namun keindahan ini hanya bisa dirasakan pada zaman atau masanya saja atau bisa disebut keindahan formal. Bisa dibilang venustas ini merupakan style atau gaya bangunan dalam masanya. Dimana masyarakat sebagai penikmat, perasa dan yang memandang keindahan itu. Misalnya zaman dahulu bangunan Jakarta diadopsi dengan ornamen-ornamen karena dahulu masyarakat belanda menjajah Indonesia.
Mendapatkan keselarasan dari ketiga aspek diatas itu tidaklah mudah. Pengukuran, daya tahan sulit digabungkan dengan keindahan karena bisa membuat biaya pembangunan melebihi dari batas normal.
Dari ketiga teori tersebut apabila arsitek tidak mengikuti aturan dan tata cara perancangan yang sudah ada, maka bisa saja kegagalan arsitek dalam membangun itu terjadi lebih cepat dari yang diprediksikan. Selain itu dalam tahap pelaksanaan juga harus diperhatikan dari pra-rancangan sampai tahap pembuatan.
Kesimpulan:
arsitek yang berhasil adalah asritek yang mampu membuat sesuatu yang lama atau yang kurang layak dapat diperbaharui dengan memenuhi 3 syarat yaiutu Firmitas, Utilitas, dan Venustas yang juga memperhatikan dampak/pengaruh yang baik di masa yang akan datang atau masa jangka panjang.

kegagalan arsitek tjd karena kurangnya ketelitian, pengamatan,pemikiran jangka panjang.

Selasa, 06 Oktober 2015

ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

PENGERTIAN ARSITEKTUR EKOLOGI,  ARSITEKTUR BIOLOGI DAN ARSITEKTUR LINGKUNGAN :

ARSITEKTUR EKOLOGI :
Arsitektur ekologis merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :
  • Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
  • Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.
  • Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan
  • Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
ARSITEKTUR  BIOLOGIS :
Ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan.


ARSITEKTUR LINGKUNGAN :
Adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan dengan meng-kombinasi antara bangunan dan lingkungan sekitar

















































Rabu, 22 Juli 2015

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR