Senin, 26 Oktober 2015



 Isu Arsitektur Yang Berhasil dan Tidak Berhasil



Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Secara tidak langsung pekerjaan sebagai seorang arsitek adalah pekerjaan yang mau tak mau harus berhadapan langsung dengan lingkungan, tentu saja pekerjaan yg berhadapan langsung dengan lingkungan ini hanya memiliki dua kemungkinan memperbaiki atau justru malah merusak. Kaitannya arsitek dengan lingkungan? Arsitek sendiri ialah orang yang bekerja dalam bidang lingkungan, yang mengolah lingkungan menjadi lingkungan yang baru sehingga menjadi layak dan pantas untuk seseorang melakukan suatu aktifitas sesuai dengan kebutuhan dan fungsi lingkungan yang telah diperbaharui. Jadi sebenarnya arsitek yang hebat atau arsitek yang berhasil ialah arsitek yang mampu mengolah lingkungan yang telah tidak layak atau kurang layak menjadi lingkungan baru yg lebih layak dan pantas untuk sebuah aktifitas tertentu tanpa mengubah ciri atau inti dari lingkungan itu.
Globalisasi juga membawa gelombang arsitektur luar negri masuk dan merebut proyek – proyek besar di dalam negeri, contoh; hotel – hotel mewah di Bali, bangunan –bangunan perkantoran di central bussines district, dan hampir semua mal di jakarta. Memang ada arsitek lokal beberapa yang berhasil meyakinkan klien besar seperti Ridwan Kamil yang mengerjakan master plan untuk Rasuna Epicentrum, atau Arkonin dan DCM , yang mendesain beberapa high rise building di jakarta, tapi selebihnya hanya menjadi local partner.
Ciri penerapan arsitektur lingkungan yang berhasil yaitu :
dalam bidang arsitektur bila membangun sesuatu itu memiliki 3 persyaratan utama yaitu Firmitas,Utilitas dan Venustas.
a. Firmitas
Firmitas yaitu kekuatan, kekokohan dan daya tahan sebuah karya arsitektur dan tahan terhadap gangguan apapun. Yang dimaksud adalah suatu karya tidak mudah runtuh terhadap angin, badai, ataupun gempa yang mengguncangnya. Firmitas ini lebih ditujukan kepada dasar perhitungan struktur dan juga pertimbangan- pertimbangan secara sistematis.
b. Utilitas
Utilitas yaitu kecocokan antara sebuah karya arsitektur ketika selesai dibangun dan tujuan pemakaiannya. Bisa juga disebut sebagai fungsi dalam penggunaan bangunan. Bangunan bisa dikatakan berhasil bila sarana penunjangnya juga baik dan fungsional. Dengan kata lain, karya arsitektur bisa dikatakan berfungsi jika arsitek tersebut sudah mengikuti ketentuan-ketentuan dan tata cara dalam peraturan yang sudah ada. Apabila arsitek tidak memenuhinya maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kegagalan seperti jembatan kutai kertanegara tersebut.
c. Venustas
Venustas adalah salah satu syarat dalam pembangunan arsitektur menurut teori Vitruvius. Venustas ini mengartikan bahwa keindahan menjadi aspek penting dalam arsitek. Kalau tidak ada keindahan, bagaimana masyarakat dapat merasakan kehadiran arsitektur dalam bangunan. Keindahan yang dimaksud disini adalah rasa yang bisa dirasakan memalui 5 indra kita. Namun keindahan ini hanya bisa dirasakan pada zaman atau masanya saja atau bisa disebut keindahan formal. Bisa dibilang venustas ini merupakan style atau gaya bangunan dalam masanya. Dimana masyarakat sebagai penikmat, perasa dan yang memandang keindahan itu. Misalnya zaman dahulu bangunan Jakarta diadopsi dengan ornamen-ornamen karena dahulu masyarakat belanda menjajah Indonesia.
Mendapatkan keselarasan dari ketiga aspek diatas itu tidaklah mudah. Pengukuran, daya tahan sulit digabungkan dengan keindahan karena bisa membuat biaya pembangunan melebihi dari batas normal.
Dari ketiga teori tersebut apabila arsitek tidak mengikuti aturan dan tata cara perancangan yang sudah ada, maka bisa saja kegagalan arsitek dalam membangun itu terjadi lebih cepat dari yang diprediksikan. Selain itu dalam tahap pelaksanaan juga harus diperhatikan dari pra-rancangan sampai tahap pembuatan.
Kesimpulan:
arsitek yang berhasil adalah asritek yang mampu membuat sesuatu yang lama atau yang kurang layak dapat diperbaharui dengan memenuhi 3 syarat yaiutu Firmitas, Utilitas, dan Venustas yang juga memperhatikan dampak/pengaruh yang baik di masa yang akan datang atau masa jangka panjang.

kegagalan arsitek tjd karena kurangnya ketelitian, pengamatan,pemikiran jangka panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar